Untuk mulai belajar membangun sendiri jaringan lokal (Local Area Network), terlebih dahulu anda perlu mengetahui tentang topologi jaringan. Sekitar tahun 1990-an kabel coaxial masih umum digunakan untuk merangkai beberapa komputer supaya terhubung dalam satu jaringan. Topologi yang digunakan saat itu adalah topologi BUS, sederhana tapi memiliki beberapa kelemahan.
Seiring dengan perkembangan teknologi, kabel UTP mulai banyak dipakai. Dan jenis topologi yang dipakai (sampai sekarang) adalah topologi STAR. Keunggulan topologi STAR adalah, jika terjadi kerusakan di satu titik (node) tidak akan mengganggu node-node yang lain.
Device utama yang harus disiapkan untuk menghubungkan semua PC adalah SWITCH. Sebelum membeli Switch, anda perlu memperkirakan jumlah PC (komputer) yang akan dihubungkan. Karena hal ini berkaitan dengan jumlah port yang dimiliki Switch. Merk Switch yang umum di pasaran misalnya 3Com, Allied Telesyn, DLink, Prolink. Biasanya sebuah Switch memiliki 8 port, 16 port, 32 port, 64 port, dan seterusnya. Sebagai contoh, jika jumlah PC ada 5 maka anda cukup membeli Switch 8 port, meskipun tidak ada salahnya jika anda membeli Switch 16 port untuk jaga-jaga apabila ada pertambahan jumlah PC suatu saat nanti.
Langkah selanjutnya adalah menyiapkan kabel UTP untuk menghubungkan masing-masing PC ke Switch. Jika anda berniat membuat sendiri kabel UTP yang hendak digunakan, langkah-langkahnya bisa dibaca di artikel ini. Untuk menghubungkan PC dengan Switch diperlukan susunan kabel STRAIGHT seperti terlihat di gambar di samping ini (klik untuk memperbesar gambar).
Jangan lupa, gunakan segmen yang sama untuk semua PC. Umumnya IP Address yang digunakan menggunakan range 192.168.0.1 – 192.168.0.254.
Beberapa saran dan trouble shooting :
1. Karena topologi STAR sangat bergantung pada node tengah (dalam hal ini adalah Switch) maka anda perlu memikirkan untuk menyiapkan sebuah Switch cadangan untuk menghindari downtime yang terjadi akibat kerusakan pada switch.
2. Lebih baik beli Switch yang memiliki port lebih banyak. Misal anda hanya memiliki 6 PC, lebih baik sekalian beli switch 16 port. Hal ini selain untuk mengantisipasi penambahan PC (workstation), juga antisipasi jika ada port yang rusak anda masih punya banyak cadangan port yang lain.
3. Untuk mengetest koneksi antar PC, gunakan perintah “ping ” (misal: ping 192.168.0.2). Jika respon yang didapat berupa “Request Time Out” maka ada 4 kemungkinan:
- Firewall di PC aktif (bisa dinon-aktifkan di menu Control Panel > Windows Firewall)
- Kabel UTP rusak atau proses terminasinya kurang baik (anda bisa beli cable tester di toko computer jika perlu).
- Port pada switch rusak. Coba pindahkan port yang dipakai oleh salah satu PC tersebut ke port yang masih kosong.
- Network card (NIC) pada salah satu PC ada yang rusak. Coba ganti dengan Network card tambahan (bisa beli di toko computer).
- Firewall di PC aktif (bisa dinon-aktifkan di menu Control Panel > Windows Firewall)
- Kabel UTP rusak atau proses terminasinya kurang baik (anda bisa beli cable tester di toko computer jika perlu).
- Port pada switch rusak. Coba pindahkan port yang dipakai oleh salah satu PC tersebut ke port yang masih kosong.
- Network card (NIC) pada salah satu PC ada yang rusak. Coba ganti dengan Network card tambahan (bisa beli di toko computer).
4. Usahakan beli switch yang memiliki port Up-Link. Fungsinya: jika semua port pada switch sudah terpakai, anda bisa tambahkan sebuah switch lagi (rangkaian Daisy-Chain). Untuk menghubungkan dua switch ini bisa menggunakan kabel Straight melalui port Up-Link. Tapi jika tidak ada port Up-Link, anda masih bisa menghubungkan dua buah switch ini dengan kabel
No comments:
Post a Comment